ATASI KESLEO & TERKILIR DENGAN “PRICE”
Disusun Oleh Ns. Arlies Zenitha Victoria, M.Kep – Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
Kesleo dan terkilir merupakan salah satu cidera musculoskeletal yang sering terjadi sehari – hari. Secara terminologi, kesleo disebut dengan sprain dan terkilir disebut dengan strain. Sprain merupakan cedera yang terjadi pada sendi yang melibatkan robeknya ligament dan kapsul sendi. Sedangkan strain merupakan cedera yang terjadi pada otot atau tendon. Sprain atau kesleo sering terjadi pada sendi anggota gerak seperti lutut, tumit, pergelangan tangan dan jempol tangan. Sementara itu strain atau terkilir biasa terjadi pada tungkai atas dan punggung. Anggota tubuh yang sering mengalami cedera adalah pada bagian sendi pergelangan kaki (ankle sprain). Sekitar 27,5% orang mengalami kesleo pada pergelangan kaki. Cedera pada pergelangan kaki bahkan dapat mencapai persentase hingga 50% dibandingkan cedera lain yang dialami ketika berolah raga.
Cedera pada pergelangan kaki terjadi akibat kaki terkilir secara tiba – tiba yang mengakibatkan robeknya serabut ligament pada sendi pergelangan kaki. Selain itu, kesleo dan terkilir juga dipengaruhi karena adanya tekanan gerakan, kontak fisik maupun non fisik dari penderita. 58,3% pemain sepak bola mengalami ankle sprain yang dipengaruhi oleh kontak fisik antar pemain, sementara 40,2% lainnya akibat kontak non fisik. Secara umum kesleo dan terkilir (sprain dan strain) dirasakan sebagai sensasi nyeri yang hebat pada sendi dan otot yang mengalami gangguan. Gejala lain yang dirasakan antara lain munculnya bengkak, lebam, kemerahan, kaku otot, hingga hilangnya fungsi otot yang sakit.
Strain dan sprain yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan gangguan aktivitas fisik maupun psikologis. Gangguan fisik dapat terjadi terkait dengan nyeri yang dirasakan serta hilangnya fungsi anggota gerak. Hal ini dapat mengakibatkan seseorang terhambat dalam melakukan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan sehari – hari. Gangguan aktivitas fisik yang pada strain dan sprain yang tidak segera ditangani juga dapat berdampak pada penggunakan alat bantu kruk untuk mobilisasi yang dapat menyebabkan gangguan citra tubuh pada seseorang. Selain itu, penderita juga dapat mengalami penurunan kualitas hidup apabila gangguan aktivitas tersebut dapat menghambat pekerjaannya.
Penanganan pertama pada cedera muskuloskeletal kesleo dan terkilir (sprain dan strain) dapat menentukan tingkat keparahan cedera serta mencegah komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
Penanganan awal pada kasus kesleo dan terkilir dapat dilakukan dengan metode PRICE. Protection (perlindungan), hal ini dilakukan dengan melindungi area yang mengalami cedera, jangan sampai mengalami luka yang lebih serius. Langkah selanjutnya adalah Rice (istirahat). Istirahatkan bagian yang mengalami cedera untuk mencegah terjadinya cedera yang lebih parah sekitar 48 jam. Penderita dapat pula menggunakan kruk sementara untuk membantu berjalan hingga kaki yang kesleo membaik. Selanjutnya lakukan Ice (pemberian es). Berikan kompres dingin handuk dingin atau ice pack selama 48 jam untuk mengurangi peradangan. Selanjutnya lakukan Compression (penekanan) pada area cedera. Lakukan pembalutan dengan menggunakann elastic bandage pada area cedera untuk mengurangi pembengkakan. Langkah terakhir adalah Elevation (pengangkatan). Tinggikan daerah yang mengalami cedera sekitar 15 – 25 cm lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi bengkak. Jika cedera terjadi pada kaki, dapat pula dengan menambahkan beberapa alas bantal pada kaki. Peran serta masyarakat sangat penting untuk menentukan prognosis suatu penyakit atau cedera. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang penanganan awal pada cedera sprain dan strain sangat penting diketahui oleh masyarakat awam untuk mencegah terjadinya cedera yang lebih parah. Dipelukannya kerja sama antara masyarakat dengan tenaga kesehatan untuk menekan angka morbiditas serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas.