Anak pilek, demam, dan napas cepat? Waspada Pneumonia
Disusun oleh Ns. Siti Lestari, M.Kep., Sp.Kep.An Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
Pandemi covid-19 belum berakhir, ditengah kekhawatiran orangtua yang belum mereda, kini orangtua juga harus lebih waspada terhadap penularan berbagai penyakit pernapasan lainnya. Sama seperti covid-19, pneumonia juga mengintai anak-anak. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan pneumonia sebagai bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Pneumonia terjadi pada anak-anak dan dewasa di berbagai negara dengan kematian tertinggi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara. Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka penularan pneumonia yang cukup tinggi.
Tanda Dan Gejala Pneumonia Pada Anak
Keluhan utama pada kasus pneumonia diawali dari batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, diare, mual, muntah, lemas, hilangnya nafsu makan, dan nyeri otot.
Orangtua harus waspada dan segera periksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan apabila:
- Demam tinggi di atas 39 derajat selsius dan menggigil
- Terdapat suara grok-grok atau mengi karena dahak sulit keluar
- Nyeri dada atau nyeri perut
- Diare terus-menerus
- Takipnea/ napas cepat
- Takikardia/ detak jantung cepat di atas 100x / menit
- Sianosis/ kuku dan bibir pucat atau kebiruan
- Penurunan kesadaran/ tampak seperti sering mengantuk
Penyebab Dan Faktor Risiko Pneumonia
Anak-anak lebih rentan terkena pneumonia dibandingkan orang dewasa karena memiliki daya tahan tubuh yang belum sempurna. Kondisi kesehatan anak berperan penting pada penularan pneumonia. Anak dengan imunitas yang rendah, gizi yang kurang, dan anak yang sering sakit akan lebih mudah terserang pneumonia. sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lim (2020) menyatakan bahwa semakin rendah imunitas tubuh anak maka semakin luas organ paru yang terserang dan semakin banyak menimbulkan tanda dan gejala.
Pneumonia disebabkan oleh sejumlah agen infeksi, termasuk virus, bakteri dan jamur. Agen infeksius yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae, ini merupakan penyebab pneumonia bakteri paling umum pada anak. Haemophilus influenzae tipe b (Hib) menjadi penyebab paling umum kedua. Penyebab berikutnya adalah virus pernapasan syncytial. Bayi yang terinfeksi HIV oleh orangtua lebih berisiko tertular pneumonia. Sebanyak 25% dari semua kematian akibat pneumonia terjadi pada bayi yang terinfeksi HIV. Virus korona juga merupakan penyebab pneumonia pada anak-anak.
Penularan Pneumonia
Penyebaran pneumonia dapat terjadi melalui beberapa cara. Virus dan bakteri yang biasa ditemukan di hidung atau tenggorokan anak, dapat menginfeksi paru-paru jika terhirup. Agen infeksius juga dapat menyebar melalui percikan batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat menyebar melalui darah, terutama pada ibu kepada bayi pada saat proses persalinan.
Perawatan Dan Pengobatan
Saat orangtua membawa anaknya periksa, tenaga kesehatan seperti dokter atau perawat akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes laboratorium darah, tes PCR, tes urine, foto Rontgen dada, dan bronkoskopi.
Anak akan diberikan obat sesuai dengan penyebab pneumonia, bisa berupa antibiotik, antivirus, maupun antijamur sesuai dengan mikroorganisme atau agen penyebab. Selanjutnya, anak akan diberikan obat untuk mengatasi tanda gejala yang muncul yaitu:
- Demam: antipiretik atau pereda demam seperti paracetamol, ibuprofen, atau aspirin
- Suara grok-grok atau mengi karena dahak sulit keluar: Nebulizer atau terapi uap yang berisi obat mukolitik dan ekspektoran
- Diare: obat antidiare, lactobasilus protectus, dan antimikroba
- Takipnea, takikardia, dan sianosis: pemasangan oksigen
Apabila anak dalam kondisi yang sangat lemah atau pneumonia yang dialami anak cukup parah, maka anak akan disarankan untuk rawat inap. Anak akan dipasang infus untuk memberikan tambahan cairan, nutrisi, dan obat-obatan melalui infus maupun suntikan.
Selama anak dirawat, orangtua harus tetap memastikan bahwa anak mendapatkan asupan makanan dan minum yang cukup, apabila anak masih menyusui maka orangtua hendak lebih sering memberikan ASI pada bayi.
Pencegahan Pneumonia
Anak-anak dapat dilindungi dari pneumonia dengan pemberian vaksin atau imunisasi. Penting bagi orangtua untuk memberikan vaksin tambahan seperti vaksin influenza, vaksin Hib, vaksin campak, dan vaksin DPT. Pneumonia dapat dicegah dengan tatalaksana sederhana seperti pemberian nutrisi seimbang diantaranya memberikan anak buah, sayur, susu, mulitvitamin. Mencuci tangan sebelum makan. Penggunaan masker. Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi. Menciptakan lingkungan rumah dengan pencahayaan dan ventilasi yang baik. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Apabila anak dicurigai menderita pneumonia maka segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan agar segera mendapatkan penanganan.