Oleh: Ns. Suksi Riani., M.Kep
Dosen Prodi S1 Keperawatan Stikes Telogorejo
Pandemi Covid-19 sudah melanda dunia termasuk Indonesia selama 1 tahun lebih sejak akhir tahun 2019 yang terjadi pertama kali di Wuhan China. Pandemi ini mempengaruhi semua aspek kehidupan seperti kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan, transportasi, pariwisata, industri, hukum, keagamaan, dan lain-lain. Perubahan kondisi masyarakat di masa pandemi membutuhkan upaya penyesuaian diri untuk tetap bertahan. Kemampuan seseorang untuk bertahan dalam kondisi sulit, berusaha, dan beradaptasi untuk bangkit menjadi tangguh dan kreatif mencari solusi disebut dengan resiliensi.
Pemerintah Indonesia dalam menghadapi efek pandemi tersebut mengeluarkan peraturan perundang-undangan seperti Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dan sektor pendidikan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan covid-19 di lingkungan Kemendikbud. Kondisi ini membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, bekerja dari rumah, beribadah dari rumah dan belajar dari rumah.
Belajar dari rumah dengan sistem daring dapat dipilih sebagai solusi proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Lecture harus kerja keras untuk menyusun strategi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan ketahanan emosional (resiliensi) students karena mahasiswa yang memiliki resiliensi tinggi akan optimis dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit.
Pandemi Covid-19 masih belum dapat dipastikan kapan berakhir, sehingga mahasiswa juga akan mengalami stress karena kondisi ini. Semakin lama students akan kehilangan pertahanan dengan mengeluh banyak tugas, kuota mahal, koneksi internet tidak stabil bahkan students sudah mulai bosan berada di rumah. Sehingga kemampuan resiliensi students akan menurun karena kondisi tersebut. Resiliensi mencakup regulasi emosi, impulse control, optimisme, causal analisys, reaching out, self efficacy dan empati.
Peran lecture sangat penting untuk meningkatkan resiliensi students dengan menerapkan beberapa metode seperti konseling rational emotive bahaviour yang dirancang untuk membantu meminimalisir gangguan emosi dan perilaku merusak diri serta mendorong untuk hidup lebih bermakna dan bahagia. Selain itu terapi yang berfokus pada solusi (brief solution focused) lebih efektif untuk meningkatkan resiliensi mahasiswa dengan pengalaman yang pernah mengalami kegagalan akademik.
Program konseling rational emotive bahaviour dan brief solution focused dalam institusi pendidikan merupakan intervensi untuk membantu mahasiswa agar mampu bertahan dalam situasi yang sulit seperti pandemi covid-19. Selain itu institusi akademik menyediakan lingkungan belajar yang positif, menerapkan metode pembelajaran yang sesuai, memfasilitasi keberhasilan akademik dan sosial mahasiswa. Oleh karena itu peran institusi pendidikan sangat penting dalam meningkatkan resiliensi mahasiswa di masa pandemi. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Peran Lecture Meningkatkan Resiliensi Students di Masa Pandemi Covid-19, https://jateng.tribunnews.com/2021/05/04/peran-lecture-meningkatkan-resiliensi-students-di-masa-pandemi-covid-19.
Editor: abduh imanulhaq