SEMINAR SERIES FARMASI STIKES TELOGOREJO SEMARANG
“PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBELIAN & PENGGUNAAN PRODUK KESEHATAN”
Disusun Oleh : Fifi Qolifatul Khasanah ( Mahasiswa S -1 Farmasi STIKES Telogorejo Semarang )
Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo menyelenggarakan Seminar Series Farmasi dengan Tema “Perilaku Masyarakat dalam Pembelian & Penggunaan Produk Kesehatan” secara hybrid pada hari Rabu, 31 Januari 2024 pukul 08.00-12.00 WIB.
Acara seminar dihadiri oleh Ketua STIKES Telogorejo dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M. Kes, Ph.D., pada sambutannya beliau menyampaikan bahwa seminar hari ini dapat memberikan ilmu baru tentang bagaimana kita sebagai bagian dari akademisi yang akan masuk ke dunia kerja, perlu memahami setiap perilaku konsumen dalam memilih, membeli, memakai dan mengevaluasi produk kesehatan. Apakah karena untuk memenuhi kebutuhan hidup, barangnya menarik, atau brandingnya yang tinggi. Semua itu akan terjawab pada seminar hari ini terkait Perilaku Masyarakat dalam Pembelian & Penggunaan Produk Kesehatan yang akan disampaikan oleh narasumber, baik dari sudut pandang praktisi maupun dari akademisi.
Seminar series ini menghadirkan pembicara-pembicara kompeten yang bergelut di bidang Farmasi. Seminar dibagi menjadi dua sesi, pembicara pertama pada sesi satu yaitu apt. Franciska Gloria, M.Fram yang merupakan dosen STIKES Telogorejo Semarang, beliau menyampaikan materi yang berjudul Pengetahuan dan Persepsi Masyarakat Tentang Pembelian Produk Kesehatan. Pada matrei tersebut menerangkan bahwa pengetahuan dan persepsi masyarakat tentang pembelian produk kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Diikuti meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat, kemudahan dalam pembelian produk kesehatan, serta diikuti dengan gaya hidup yang kini menjadi tren di tengah masyarakat yang mengubah perilaku masyarakat dalam penggunaan produk kesehatan adapun kesalahan dalam pembelian produk kesehatan baik salah pemakaian atau kesengajaan penyalahgunaan.
Pembicara kedua pada sesi satu yaitu apt. Sri Suwarni, M. Sc yang membawakan materi berjudul “PembelianProdukDalam Pelayanan Kesehatan”. Pada materi ini dijelaskan bahwa dalam memberikan pelayanan yang bermutu tinggi dan memuaskan pelanggan, faktor perilaku manusia adalah dapat menentukan, keputusan bentuk tentang isi (content) layanan pada aspek tangible, responsivenes, reliability, assurance & Empathy.
Sesi kedua diisi oleh dua narasumber, yaitu apt. Sri Suwarni, M. Sc dan apt. Anak Agung Pradnya P.V., M.Farm. Sesi ini diawali dengan materi yang dibawakan oleh apt. Anak Agung Pradnya P.V., M.Farm yang berjudul “Obat Generik Vs Obat Paten”. Materi ini mencakup berbagai aspek terkait obat generik dan paten, termasuk definisi, kategori, persepsi masyarakat, regulasi dan efektivitas. Materi ini juga membahas persepsi dan pengetahuan masyarakat mengenai obat generik dan bermerk, dengan mengutip hasil survei dan studi yang menunjukan tingkat pemahaman dan kepercayaan yang bervariasi terhadap obat generik di kalangan masyarakat. Selain itu terdapat penjelasan bagaimana mengatasi kesalahpahaman bahwa obat generik memiliki kualitas yang lebih rendah dan menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran dalam hal ini. Materi ini diakhiri dengan menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regimen obat yang diresepkan, terlepas dari apakah obat tersebut generik atau bermerk.
Pembicara kedua yaitu apt. Lintang Antyaning Listuhayu, M.Sc yang membawakan materi berjudul “Tantangan dan Tren Pola Konsumsi Produk Kesehatan Masyarakat di Era Digital”. Pemilihan judul ini dilatar belakangi oleh pemanfaatan internet sudah dirasakan dalam berbagai bidang, tidak menutup kemungkinan terasa pada dunia kefarmasian. Memanfaatkan internet untuk menngembangkan bisnis obat dapat mempermudah perusahaan maupun perorangan dalam menjual atau mempromsikan berbagai produk melalui media online. Namun terdapat maalah yang dapat ditimbulkan seperti masyarakat dengan mudah mendapatkan dan menggunakan obat keras, obat golongan narkotika atau obat golongan psikotropika tanpa resep dokter yang seharusnya dalam pembelian obat-obatan tersebut harus menggunakan resep dokter. Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat ketentuan peredaran obat secara daring yang berdasarkan peraturan BPOM No. 8 Tahun 2020, yang salah satunya menyatakan bahwa peredaran obat secara daring hanya dapat dilaksanakan untuk obat yang termasuk dalam golongan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras dengan ketentuan bahwa obat keras wajib berdasarkan resep asli dokter. Acara seminar ini diikuti oleh 230 peserta secara, 50 diantaranya mengikuti kegiatan tersebut secara daring. Setelah dilakukan pemaparan materi, acara selanjutnya yaitu sesi tanya jawab oleh peserta. Peserta sangat antusias dalam kegiatan seminar ini dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan yang cukup menarik dan berbobot. Ditengah acara diselingi perfomance dari mahasiswa S1 Farmasi Semester 3 dan ditutup dengan perfomance dari mahasiswa semester 1 yang cukup menghibur para peserta.