Risiko Jatuh dan Penurunan Sensibilitas pada Lansia
Oleh : Deasy Virka Sari, S.Fis, M.Fis – Dosen S-1 Fisioterapi STIKES Telogorejo Semarang
Seiring bertambahnya usia, kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan dan sensibilitas tubuh akan mulai berkurang. Bahkan, pada beberapa orang, kemampuan tersebut bisa menghilang secara perlahan. Kondisi inilah yang membuat seseorang yang memasuki usia lanjut atau lansia lebih rentan terjatuh dan berisiko mengalami cedera serius.
Siapa saja yang termasuk dalam kelompok usia lansia? Apa yang membuat risiko jatuh pada lansia lebih tinggi dibanding kelompok usia lain? Simak penjelasan berikut.
Siapa Itu Lansia?
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang dimaksud dengan lansia adalah mereka yang memiliki usia 60 tahun ke atas, baik yang masih produktif bekerja maupun tidak. Sedangkan kelompok usia 46- 59 tahun disebut sebagai pra lansia atau orang yang mendekati usia lansia.
Menurut WHO, lansia dikelompokkan menjadi empat golongan usia. Lansia usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, usia lansia (elderly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Saat memasuki usia lanjut atau lansia, seseorang akan menunjukkan perubahan fungsi tubuh, diantaranya:
- Kekuatan tubuh menurun, sehingga mudah lelah, gigi tanggal, mengalami keriput, dan produksi air liur berkurang.
- Penurunan daya ingat yang menyebabkan lansia mudah lupa, napsu makan berkurang, dan jam tidur pun berkurang.
- Gangguan penglihatan dan pendengaran.
- Kemampuan mempertahankan keseimbangan tubuh berkurang, sehingga mudah jatuh.
- Imunitas menurun dan rentan mengalami gangguan pencernaan.
Risiko Jatuh yang Mengintai Lansia
Dahulu, jatuh pada lansia tidak dianggap sebagai keluhan kesehatan yang serius. Padahal risiko jatuh pada lansia dapat menimbulkan dampak negatif, meliputi kehilangan fungsi fisik dan kemandirian, serta perawatan kesehatan yang mahal.
Faktor risiko jatuh yang mengintai lansia ini dipengaruhi oleh dua kondisi, antara lain:
Faktor Intrinsik
Yaitu, faktor yang datang dari dalam tubuh manusia. Faktor ini dapat berupa kondisi medis dan neuropsikiatri, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta perubahan fisik yang berkaitan dengan usia (postur tubuh, fungsi saraf otot, cara berjalan, dan refleks postural).
Faktor Ekstrinsik
Yaitu, faktor yang datang dari luar tubuh manusia. Faktor ini dapat berupa penggunaan alat bantu yang tidak sesuai, jenis obat yang dikonsumsi, serta kondisi lingkungan sekitar yang berbahaya. Misal, lantai licin, kabel yang berserakan, undakan tinggi, tidak adanya pegangan, kurangnya penerangan, hingga tempat tidur yang tidak tepat.
Penurunan Sensibilitas pada Lansia
Risiko jatuh pada lansia juga disebabkan karena penurunan sensibilitas lansia yang dipengaruhi oleh:
Melemahnya otot tubuh
Saat usia Anda bertambah, kekuatan otot tubuh akan melemah secara perlahan. Kondisi ini lah yang menyebabkan lansia kehilangan kekuatan dan keseimbangan tubuh, sehingga mudah terjatuh. Kelemahan otot ini bisa memburuk pada lansia yang kurang olahraga dan mengalami peradangan sendi.
Penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan
Umumnya, lansia mengalami penurunan sensibilitas pada bagian pendengaran dan penglihatan. Oleh karena itu, mereka berisiko mudah menabrak atau terjatuh ketika berada di ruangan kurang penerangan. Selain itu, organ telinga juga memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh. Jadi, ketika organ pendengaran mengalami masalah, akan berdampak pada keseimbangan lansia.
Tips Mencegah Lansia Jatuh dan Cedera
Berikut beberapa langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan agar lansia tidak mudah terjatuh lagi.
Konsultasi Dokter
Dengan berkonsultasi, Anda bisa mengetahui penyebab lansia sering terjatuh. Sehingga, dokter bisa memberikan terapi pengobatan yang tepat.
Jauhkan benda-benda berbahaya
Area kamar mandi, dapur, tangga, lorong, bahkan ruang tamu, bisa menjadi sumber bahaya bagi lansia. Oleh karena itu, Anda perlu mengatur ulang agar ruangan-ruangan tersebut tidak berbahaya. Beberapa diantaranya:
- Merapikan kabel agar tidak berserakan.
- Singkirkan benda-benda yang menghalangi jalan.
- Letakkan benda yang sering digunakan lansia pada tempat yang mudah dijangkau.
- Perbaiki karpet yang mencuat agar tidak membuat lansia tersandung.
- Segera bersihkan tumpahan air, sisa makanan, maupun remahan minyak.
Tambahkan alat pengaman dan lampu penerangan yang terang
Buat lingkungan sekitar tempat tinggal lansia terasa aman. Seperti, dengan menambahkan pegangan di sekitar benda atau fasilitas yang sering digunakan lansia. Tempatkan alas anti licin di kamar mandi dan di bawah tempat tidur lansia. Serta, berikan alat tempat tidur yang nyaman.
Selain itu, berikan lampu penerangan yang terang agar lansia leluasa melihat keadaan sekitar. Pastikan tombol atau saklar lampu berada di tempat yang mudah dijangkau, sehingga lansia bisa menyalakannya sendiri.
Demikian pengaruh penurunan sensibilitas pada lansia terhadap risiko jatuh yang mengintai mereka. Namun, dengan menciptakan lingkungan yang aman bagi lansia, risiko jatuh tersebut bisa dikurangi.