“PERAN FISIOTERAPI TERHADAP PERUBAHAN POSTUR KIFOSIS PADA LANSIA”
Disusun Oleh : Deasy Virka Sari, S.Fis.,M.Fis ( Dosen S-1 Fisioterapi STIKES Telegorejo Semarang )
Menurut WHO umur lansia adalah diatas 60 tahun. Masalah kesehatan yang di alami oleh usia lanjut ( Lansia) berkurangnya pendengaran, masalah mata seperti katarak, osteoarthritis, diabetes, dan demensia.
Lansia sendiri merupakan suatu proses akhir pada kehidupan manusia yang mengakibatkan kemampuan jaringan menurun secara perlahan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya dan ini bersifat wajar. Pada fase lansia terjadinya perubahan fisik, mental, sosial, dan kesehatan, ini menyebabkan kesulitan dalam melakukan ADL, penyakit degeneratif, penurunan kognitif, dan gangguan keseimbangan.
Gangguan keseimbangan postural ini dipengaruhi oleh kelemahan otot ektremitas atas dan bawah, stabilitas postural, maupun juga gangguan secara fisiologis dari salah satu indera yang ada dalam tubuh manusia, faktor lain juga dapat disebabkan oleh penuaan juga turut mempengaruhi terjadinya gangguan keseimbangan.
Dari faktor di atas berakibat pada perubahan bentuk tulang terutama bagian vertebra yang akan berkaitan pada postur tubuh salah satunya adalah perubahan postur tubuh kifosis. Kifosis merupakan salah satu bentuk kelainan yang muncul pada tulang belakang manusia yang menyebabkan postur tubuh lansia membungkuk. Akibat perubahan ini menyebabkan salah satu resiko gangguan keseimbangan yaitu resiko jatuh. Lansia merupakan bagian umur yang paling tinggi mengalami resiko gangguan keseimbangan postural.
Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan sangat berperan penting dan harus memiliki kemampuan untuk memaksimalkan potensi gerak dan fungsi dalam lingkup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Maka dari itu menjadi bukti bahwa fisioterapi tidak hanya berperan dalam kuratif dan rehabilitative saja namun juga berperan besar dalam preventif
Dalam kasus ini postur kifosis dapat di koreksi dengan postural correction. Latihan ini bertujuan untuk peregangan otot bagian anterior dan penguatan otot bagian posterior serta meningkatkan stabilitas otot obdomen dan otot punggung, yang berfungsi menjaga postur tubuh dalam melawan gravitasi sehingga dapat memperbaiki derajat kurva kifosis. Khasus postur kifosis ini dapat ditaganin fisioterapi dengan memberikan Teknik Mulligan’s Modifikasi. Teknik Mulligan’s Modifikasi merupakan kombinasi simultan dari terapis
dengan menerapkan teknik gliding tambahan dan klien melakukan gerakan
fisiologis. Teknik ini merupakan suatu penerapan bersamaan antara 7 mobilisasi tambahan dari terapis yang disertai gerakan fisiologis aktif oleh klien dimana di akhir ROM diberikan tekanan atau regangan tambahan secara pasif. Teknik ini selalu diterapkan tanpa rasa nyeri dan digambarkan sebagai pengoreksi pergerakan sendi dari kesalahan posisional.