OMICRON MENGANCAM ANAK KANKER:TANTANGAN DAN TIPS BAGI ORANGTUA AGAR ANAK DAPAT SURVIVE
Oleh: Ns. Siti Lestari, M.Kep., Sp.Kep.An – Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
Covid-19 varian omicron dengan code B.1.1.529 kini telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Varian ini dinilai lebih menular kepada anak-anak karena cakupan vaksin covid-19 pada anak yang belum merata dan saat ini masih terus diupayakan pelaksanaannya baik di sekolah, rumah sakit, puskesmas, maupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Kasus omicron yang terus meningkat menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi orangtua anak penderita kanker. World Health Organization menyebutkan bahwa Jumlah anak yang terdiagnosis kanker pada tahun 2021 sekitar 400.000. Jumlah tersebut belum termasuk pasien lama yang telah terdiagnosis pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Indonesia Cancer Care Community (ICCC) Jenis kanker yang sering menyerang pada anak diantaranya leukemia (kanker darah), retinoblastoma (kanker mata), osteosarkoma (kanker tulang), tumor otak, dan limfoma (kelenjar getah bening), kanker tersebut dapat menyerang anak dari rentang usia 6 bulan hingga lebih dari 10 tahun.
Banyaknya jumlah anak penderita kanker menunjukkan bahwa banyak pula orangtua yang menghadapi tantangan terhadap covid-19 varian omicron, mengingat anak kanker memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dibandingkan anak sehat. Terlebih, anak penderita kanker di Indonesia umumnya dibawa ke rumah sakit pada stadium lanjut. Hal tersebut terjadi karena rendahnya pengetahuan orangtua dalam mengenali tanda dan gejala penyakit kanker secara dini. Kanker pada stadium lanjut juga meningkatkan risiko penularan yang lebih besar terhadap omicron.
Anak penderita kanker berisiko tertular omicron dari keluarga terdekat, saudara atau teman yang berkunjung, dan dari tenaga kesehatan yang memberikan penanganan selama di rumah sakit maupun di rumah.
Berikut ini adalah tips anak agar terhindar dari penularan covid-19 varian omicron:
- Segerakan anak untuk mendapatkan vaksin.
Saat ini vaksin pada anak dapat diberikan mulai usia 6 tahun. Bagi anak penderita kanker, diharapkan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter penanggung jawab pasien untuk memastikan apakah anak dalam kondisi stabil dan tidak ada kontraindikasi sehingga aman untuk mendapatkan vaksin. Vaksin tidak dapat diberikan pada anak penderita kanker yang sedang menjalankan kemoterapi, radiasi, atau obat imunosupresan.
- Menerapkan protokol kesehatan selama di rumah maupun di rumah sakit
Orangtua memberikan perhatian ekstra kepada anak penderita kanker ketika keluar rumah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Sebaiknya hindari keluar rumah kecuali jika akan berangkat ke rumah sakit untuk menjalankan program terapi.
- Menggunakan masker baik di rumah maupun di rumah sakit
Selalu gunakan masker baik di rumah maupun di rumah sakit. Jika anak berada dalam satu ruang rawat tersendiri, anak diwajibkan mengenakan masker saat petugas kesehatan datang. Jangan ijinkan saudara atau teman untuk menjenguk secara langsung.
- Lakukan tes swab secara rutin
Tes swab PCR secara rutin dapat mengidentifikasi secara dini kemungkinan terpapar omicron meskipun tanpa tanda gejala
- Pertahankan rumah dengan ventilasi yang baik
Ventilasi yang baik selain membantu anak penderita kanker untuk mendapatkan oksigen yang cukup juga membantu menurunkan risiko terpapar omicron
Bagaimana jika omicron telah menyerang anak penderita kanker?
Apabila omicron sudah menginfeksi anak, maka dibutuhkan kesiapan orangtua dalam merawat dan mendampingi anaknya. Tentu hal ini akan lebih melelahkan. Orangtua menghadapi anak menderita kanker saja sudah pasti menguras tenaga, mengorbankan waktu yang panjang, dan mengeluarkan biaya yang banyak untuk perawatan anaknya. Apalagi anak penderita kanker juga terinfeksi oleh omicron. Orangtua memerlukan effikasi diri yang baik dan membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya.
Efikasi diri merupakan tingkat kepercayaan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan sehingga mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain, orang tua harus yakin dan percaya pada diri sendiri bahwa dirinya mampu merawat anaknya yang sakit, dan mampu melewati masa-masa sulit dengan baik. Orangtua yang memiliki efikasi diri yang tinggi mampu menjalankan tugasnya dalam merawat anak penderita kanker yang terinfeksi omicron secara baik.
Sementara dukungan sosial adalah sumber daya yang disediakan oleh orang lain, diantaranya keluarga, tetangga, teman dekat, dan tenaga kesehatan. Segala bentuk dukungan dan bantuan yang diberikan baik berupa informasi, keahlian, pikiran, tenaga, waktu, materi, doa, hingga bantuan dana yang diberikan oleh orang-orang disekitar, semua itu merupakan dukungan sosial.
Hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap orangtua anak penderita kanker di seluruh cabang Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia pada Januari 2022, memperoleh hasil bahwa effikasi diri dan dukungan sosial berpengaruh terhadap kualitas hidup anak kanker pada masa pandemi covid-19. Semakin tinggi efikasi diri yang dimiliki orangtua, maka semakin meningkat kualitas hidup yang dimiliki oleh sang anak. Demikian pula mengenai dukungan sosial, semakin tinggi dukungan sosial yang diterima oleh orangtua, maka semakin meningkat kualitas hidup anak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan agar orangtua anak penderita kanker dapat meningkatkan efikasi dirinya. Bagaimana cara meningkatkan efikasi diri? Berikut ini tips agar orangtua mampu meningkatkan efikasi diri:
- Senantiasa membangun afirmasi atau pikiran positif, bahwa dirinya bisa dan mampu
- Ikhlas menerima kondisi anak
- Menemani perawatan anak dengan perasaan syukur
- Memperbanyak membaca buku atau sumber pengetahuan lainnya mengenai kanker dan mengenai penatalaksanaan omicron pada anak kanker
- Berdiskusi dengan tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat atau rohaniawan yang disediakan oleh rumah sakit
Survive dan Kesembuhan adalah idaman bagi semua orangtua, anak penderita kanker membutuhkan perawatan jangka panjang apalagi di tengah ancaman penularan omicron. Anak membutuhkan orangtua yang tangguh dan memiliki efikasi diri yang tinggi. Peran serta dukungan orang-orang di sekitar juga sangat berarti bagi orangtua dan anak penderita kanker.
Tanggal 15 Februari 2022 merupakan hari anak kanker internasional, momentum tersebut dapat digunakan untuk saling menguatkan dan memberi dukungan agar para survivor kanker dapat mempertahankan kualitas hidup yang baik.