Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, atau dengan kata lain belajar juga merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan berinteraksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Lebih lanjut Bell-Gredler (1991) menyatakan belajar merupakan proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Kemampuan (kompetensi), keterampilan dan sikap diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari bayi sampai tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Dengan demikian maka belajar merupakan rangkaian kegiatan atau aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mengakibatkan adanya perubahan dalam diri pribadi seseorang, dimana perubahan tersebut dapat berupa penambahan pengetahuan atau keterampilan tertentu sesuai dengan yang diperoleh dari pengalamannya dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat mengakibatkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Selain itu pembelajaran juga sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar, jadi dengan kata lain pembelajaran adalah sebagai usaha yang dilakukan untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan atau memaksimalkan kegiatan belajar peserta didik.
Guna menjadikan peserta didik yang mampu membentuk kepribadian dan mengembangkan sikap dalam hidup serta cara bekerja, maka perlu suatu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas, kemampuan berpikir kritis dan kompetensi yang harus dicapai dengan pendekatan pembelajaran saintifik, yaitu suatu pendekatan yang menggunakan langkah-langkah serta kaidah ilmiah dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Daryanto, 2014). Pendekatan saintifik ini juga merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan pemahaman kepada peserta didik guna mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran saintifik ini perlu diajarkan agar peserta didik senantiasa mencari tahu dari berbagai sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta (Sudarwan, 2013).
Selain itu pendekatan pembelajaran saintifik juga merupakan suatu proses pembelajaran yang mengimplementasikan model pembelajaran dengan menyentuh tiga ranah, yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian, maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terintegrasi. Karena metode pembelajaran saintifik (ilmiah) menerapkan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan teori. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran ini tidak hanya berfokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya (Musfiqon & Nursyansyah, 2015).
Pendidikan keperawatan adalah proses pendidikan yang mengharapkan terjadinya transformasi perilaku, dimana hal ini merupakan keterpaduan kematangan dari sistem yang disiapkan pendidikan melalui input, proses dan output, serta empowerment, maka kegiatan pembelajaran klinik yang baik sangat dibutuhkan guna mendukung hal tersebut (Thuss, 2014). Dalam menjalankan perannya tersebut mahasiswa akan melaksanakan praktik keperawatan profesional di situasi nyata pada pelayanan kesehatan klinik atau komunitas dengan melakukan beberapa hal, yaitu melaksanakan asuhan dengan benar, menerapkan pendekatan proses perawatan, menampilkan sikap atau perilaku profesional, dan menerapkan keterampilan profesional.
Pembelajaran klinik adalah suatu program pembelajaran yang dilaksanakan di wahana atau tatanan klinik, praktik klinik diharapkan bukan hanya sekedar kesempatan untuk menerapkan teori yang dipelajari di kelas ke dalam praktik profesional. Melalui praktik klinik mahasiswa diharapkan dapat lebih aktif dan kreatif, mampu berpikir kritis dalam setiap tindakan yang dilakukan, serta mempunyai inovasi secara terus menerus, sehingga mahasiswa akan menjadi orang yang terampil dalam menggunakan teori, selain itu juga memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan klinis, dimana dalam tahap ini merupakan tindakan yang mengintegrasikan antara teori, hukum, pengetahuan, prinsip dan pemakaian keterampilan khusus sesuai dengan kompetensinya (Nursalam & Efendi, 2014). Guna mencapai kemampuan atau kompetensi klinik mahasiswa keperawatan dan meningkatkan kemampuan dalam berpikir kritis, kreatif, inovatif serta mandiri maka proses pembelajaran klinik yang dilakukan sebaiknya mengunakan metode pendekatan ilmiah atau saintifik.
Adapun tahap – tahap yang dilaksanakan dalam pembelajaran klinik dengan pendekatan saintifik meliputi : 1) melakukan pengamatan atau observasi, hal ini dilakukan saat mahasiswa bertemu pasien pertama kali atau pada saat melakukan pengkajian, dengan melakukan wawancara, pengamatan dan observasi terhadap kondisi fisik pasien serta data – data lain yang mendukung; 2) mengajukan pertanyaan, mahasiswa merumuskan pertanyaan dari hasil pengkajian atau observasi kepada pasien terhadap hal – hal yang kurang dipahami, selain itu pembimbing juga mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa terkait hasil pengkajian yang didapatkan; 3) melakukan eksperimen/percobaan/memperoleh informasi, dengan adanya pertanyaan yang diajukan maka mahasiswa akan mencari jawaban dengan cara mencari informasi atau sumber lain yang berkaitan dengan kondisi pasien dan pertanyaan yang muncul; 4) mengasosiasi/menalar, kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki, informasi yang didapatkan dari observasi/pengamatan atau pengkajian harus diproses untuk menemukan keterkaitan antar informasi, dan menemukan kesimpulan yang tepat, dengan merumuskan diagnose keperawatan dan melakukan implementasi; 5) membangun jaringan/berkomunikasi, pada tahap ini mahasiswa menyampaikan atau melaporkan hasil analisisnya kepada orang lain, hal ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi baik secara intrapersonal maupun interpersonal, selain itu juga menilai kemampuan mahasiswa dalam mengemukakan ide atau pendapat secara benar.
Jadi dengan pembelajaran klinik pendekatan saintifik tersebut mahasiswa akan dilatih untuk selalu berpikir kritis dan menganalisis secara tepat terhadap sesuatu yang sedang dipelajari, serta kemampuan dalam mengambil keputusan pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, guna memberikan asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
Ditulis oleh : Ismonah