KENALI SEGITIGA KEHIDUPAN “TRIANGLE OF LIFE” SAAT TERJADI GEMPA
Disusun Oleh Ns. Bagus Ananta Tanujiarso, M.Kep ( Dosen STIKES Telogorejo Semarang )
Secara umum seluruh wilayah Indonesia rawan terhadap gempa bumi. Mengingat posisi geografis Indonesia yang berada diantara tiga lempeng tektonik besar dunia yang terus aktif yaitu lempeng Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia. Hal tersebut membuat hampir seluruh wilayah Indonesia dari mulai Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua memiliki potensi tingkat kegempaannya yang sama terkecuali Pulau Kalimantan.
Sumber gempa bumi di Indonesia berasal dari zona subduksi (area dimana dua lempeng bertemu) dan sesar aktif di darat. Zona subduksi membentang di sebelah barat Pulau Sumatera, selatan Pulau Jawa, selatan Bali dan Nusa Tenggara, dan membelok di Kepulauan Maluku yang membentuk palung laut. Zona subduksi juga sebagai sumber pembangkit tsunami. Sesar aktif di darat tersebut antara lain Sesar Besar Sumatera yang memanjang dari utara sampai selatan di Pulau Sumatera. Sementara di Pulau Jawa terdapat Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Baribis dan Sesar Opak.
Gempa bumi sering kali memunculkan berbagai kerugian dan korban jiwa. Dampak gempa bumi ini sering sekali menyebabkan bangunan atau infrastruktur rusak ataupun roboh, bahkan seringkali juga menimbulkan korban luka-luka maupun meninggal dunia.
Melihat kondisi demikian, perlu adanya edukasi kepada masyarakat dalam menghadapi situasi dan kondisi gempa bumi. Dirasa sangat penting agar tidak kembali memakan korban jiwa. Terdapat salah satu metode dalam menghadapi gempa, yaitu dengan melakukan “Triangle of life”.
Secara sederhana, teknik ini mengharuskan kita untuk berlindung di dekat benda yang cukup tinggi dan kokoh seperti kulkas atau lemari. Kemudian saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda ini, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya. Ruangan kosong ini lah yang disebut dengan “segitiga kehidupan”.
Dalam penerapannya, masyarakat bisa mengevakuasi diri dengan posisi meringkuk atau berbaring dalam ruangan yang sempit. Kemudian mengambil posisi di samping suatu benda besar seperti sofa, lemari atau kulkas, kemudian menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
Dengan menerapkan hal tersebut, adanya kemungkinan seseorang untuk tertimpa langit-langit dapat diminimalisir. Sehingga tidak ada korban jiwa selama gempa bumi berlangsung.
Apabila terdapat anggota keluarga maupun tetangga sekitar yang sakit dan mengalami luka akibat gempa bumi, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapatkan penanganan yang baik dan tepat.
Selain hal diatas, hal penting yang dilakukan masyarakat ketika terjadi gempa bumi yang pertama adalah jangan panik, kemudian kenali situasi atau lokasi dimana Anda berada, pilih lokasi yang aman untuk berlindung dari kemungkinan reruntuhan benda atau bangunan.
Jangan berdiri didekat jendela kaca, Anda bisa berlindung dibawah meja yang kokoh, kemudian ketika gempa sudah berhenti Anda bisa keluar ruangan menuju titik kumpul (luar ruangan) yang aman melalui tangga darurat.,