Kegawatan Yang di Timbulkan Oleh Depresi
Disusun Oleh : Ns. Vivi Sovianti, M.Kep, Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan peran penting pada kesehatan mental dalam mencapai tujuan pembangunan global, seperti yang diilustrasikan dengan dimasukkannya kesehatan mental dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Depresi adalah salah satu gangguan mental yang banyak dialami oleh individu (World Health Organization, 2022b). Depresi adalah penyakit umum di seluruh dunia, dengan perkiraan 3,8% dari populasi yang terkena depresi, termasuk 5,0% pada orang dewasa dan 5,7% pada lanjut usia dari usia 60 tahun (Casey, 2017). Sekitar 280 juta orang di dunia mengalami depresi (Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), 2020).
Apa Dampak Dari Depresi ?
Dampak negatifnya, depresi dapat menyebabkan perilaku bunuh diri. Lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun (World Health Organization, 2022b). Bunuh diri adalah penyebab utama kematian keempat didunia dengan rentang usia 15-29 tahun. Orang yang mengalami depresi berat berisiko dua kali lebih besar untuk melakukan bunuh diri karena kondisi fisik dan psikologi yang tidak dapat dikelola dengan baik (Conejero et al., 2018). Selama mengalami depresi, seseorang akan mengalami suasana hati yang tertekan seperti (merasa sedih, mudah marah, dan kosong) atau kehilangan kesenangan atau minat dalam aktivitas, hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari, setidaknya selama dua minggu. Beberapa gejala lain juga muncul, seperti sulit berkonsentrasi, perasaan bersalah yang berlebihan atau harga diri yang rendah, keputusasaan tentang masa depan, pikiran tentang kematian atau bunuh diri, gangguan tidur, perubahan nafsu makan atau berat badan, dan merasa sangat lelah (Stanley et al., 2018).
Dalam beberapa konteks budaya, beberapa orang mungkin mengungkapkan perubahan suasana hati mereka lebih mudah dalam bentuk gejala fisik (misalnya nyeri, kelelahan, kelemahan). Namun, gejala fisik ini bukan karena kondisi medis lain. Selama depresi, seseorang mengalami kesulitan yang signifikan dalam fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan, dan/atau fungsi penting lainnya. Depresi dibagi menjadi tiga kategori yaotu ringan, sedang, atau berat tergantung pada jumlah dan keparahan gejala, serta dampaknya terhadap fungsi individu.
Faktor Penyebab Depresi
Faktor penyebab depresi dapat di sebabkan oleh tidak efektif nya interaksi yang sosial dan koping individu yang non efektif. Faktor lain yang menyebabkan depresi adalah faktor psikologis, dan biologis. Kecemasan berat yang dialami oleh individu, akan mengakibat depresi yang berlanjut (Tiller, 2012). Depresi juga dapat sisebabkan karena mengalami trauma atau peristiwa kehidupan yang merugikan seperti (pengangguran, kehilangan, peristiwa traumatis) lebih mungkin mengalami depresi.
Intervensi mengatasi depresi
Tergantung pada tingkat keparahan depresi, penyedia layanan kesehatan dapat menawarkan perawatan psikologis seperti terpai kognitif dan perilaku (CBT) (Simhi et al., 2021), terapi perilaku kognitif dan psikoterapi interpersonal, dan/atau obat antidepresan seperti inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan antidepresan trisiklik. TCA), terapi meditasi yoga (Shohani et al., 2017), mindfulness (Hearn & Cross, 2020) dan aroma terapi lavender (Kim et al., 2021). Pengobatan farmakologi yang dapat di berikan adalah obat, namun obat yang digunakan disesuaikan dengan jenis depresi yang dialami. Salah satu jenias obat yang dibunakan adalah antidepresan, Antidepresan bukanlah pengobatan lini pertama untuk depresi ringan. Mereka tidak boleh digunakan untuk mengobati depresi pada anak-anak dan bukan pengobatan lini pertama pada remaja, di antaranya harus digunakan dengan sangat hati-hati (World Health Organization, 2022).
Daftar Pustaka
Casey, D. A. (2017). Depression in Older Adults: A Treatable Medical Condition. Primary Care – Clinics in Office Practice, 44(3), 499–510. https://doi.org/10.1016/j.pop.2017.04.007
Conejero, I., Olié, E., Calati, R., Ducasse, D., & Courtet, P. (2018). Psychological Pain, Depression, and Suicide: Recent Evidences and Future Directions. Current Psychiatry Reports, 20(5). https://doi.org/10.1007/s11920-018-0893-z
Hearn, J. H., & Cross, A. (2020). Mindfulness for pain, depression, anxiety, and quality of life in people with spinal cord injury: A systematic review. BMC Neurology, 20(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12883-020-1619-5
Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME). (2020). Global Burden of Disease Collaborative Network. https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/
Kim, M., Nam, E. S., Lee, Y., & Kang, H. J. (2021). Effects of Lavender on Anxiety, Depression, and Physiological Parameters: Systematic Review and Meta-Analysis. Asian Nursing Research, 15(5), 279–290. https://doi.org/10.1016/j.anr.2021.11.001
Shohani, M., Badfar, G. N., Parizad, MarziehKaikhavani, S., Rahmati, S., Modmeli, Y., Soleymani, A., & Azami, M. (2017). The Effect of Yoga on Stress, Anxiety, and Depression in Women Abstract. International Journal of Preventive Medicine, 8, 1–3. https://doi.org/10.4103/ijpvm.IJPVM
Simhi, M., Sarid, O., Rowe, H., Fisher, J., & Cwikel, J. (2021). A cognitive—behavioral intervention for postpartum anxiety and depression: Individual phone vs. group format. Journal of Clinical Medicine, 10(24). https://doi.org/10.3390/jcm10245952
Stanley, I. H., Boffa, J. W., Rogers, M. L., Hom, M. A., & Chu, C. (2018). Supplemental Material for Anxiety Sensitivity and Suicidal Ideation/Suicide Risk: A Meta-Analysis. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 86(11), 946–960. https://doi.org/10.1037/ccp0000342.supp
Tiller, J. W. G. (2012). Depression and anxiety. Medical Journal of Australia, 1(October), 28–32. https://doi.org/10.5694/mjao12.10628
World Health Organization. (2022a). Depression. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression
World Health Organization. (2022b). Mental healt. https://www.who.int/westernpacific/health-topics/mental-health#tab=tab_1