KECEPATAN DALAM KESEHATAN = “TIME IS BRAIN” F.A.S.T
Oleh Ns. Sri Puguh K, M.Kep.,Sp.MB , Dosen STIKES Telogorejo Semarang
Kata fast atau cepat tidak hanya digunakan bagi para pembalap, namun dalam dunia kesehatan juga diperlukan. Kecepatan dalam bidang kesehatan menitikberatkan pada pengenalan tanda-gejala dan penanganan. Selain cepat, tepat dan cermat perlu dipadu-padankan dalam mengenali masalah kesehatan karena berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Hal ini tidak hanya tugas dari petugas kesehatan atau tim medis namun tugas semua orang demi menolong orang lain khususnya keluarga dan orang terdekat.
Salah satu penyakit yang membutuhkan waktu yang cepat dalam mengenali tanda gejala serta penanganannya yaitu stroke. Menurut American Heart Association (2007); Cool & Clemen (2012) stroke adalah suatu gangguan fungsi sistem saraf yang mendadak karena adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak dengan tanda gejala stroke yang paling khas adalah kelumpuhan anggota gerak, wajah merot, dankesulitan bicara. Biasanya penderita stroke sudah dalam keadaan terjatuh atau tidak sadarkan diri baik di kamar tidur, kamar mandi maupun sedang beraktifitas.
Stroke dapat menyerang siapa saja, dimana saja dan kapan saja serta tidak memandang usia, jenis kelamin maupun status ekonomi. Apabila tidak ditangani, stroke dapat berakhir pada kelumpuhan menetap bahkan hingga kematian.
Oleh sebab itu, pengenalan tanda dan gejala serta penanganan stroke dibutuhkan kecepatan karena semakin cepat penanganan, maka semakin cepat pemulihan. Beberapa rumah sakit mencatat bahwa sebagian penderita stroke baru dibawa ke RS telah memasuki 48-72 jam setelah serangan. Padahal menurut Lestari (2007) penanganan stroke harus kurang dari 3 jam setelah serangan agar pemulihannya cepat dan optimal.
Untuk menghindari terjadinya kecacatan bahkan kematian akibat stroke, diperlukan penilaian suatu metode yang sangat mudah digunakan untuk menilai tanda dan gejala stroke yaitu menggunakan FAST (yang berarti cepat). FAST adalah akronim dari Face (Wajah), Arm (Tangan atau lengan), Speech (Bicara) dan Time (Waktu).
F huruf pertama dari FAST memiliki arti face yang dalam bahasa Indonesia adalah wajah. Wajah orang yang terserang stroke perlu diperhatikan, kita meminta penderita tersenyum dan perhatikan apakah wajahnya berubah menjadi tidak simetris atau “jatuh” ke satu sisi atau “perot/merot”.
Huruf kedua dari FAST adalah Ayang artinya Arm atau lengan dimana penderita stroke akan sulit mengangkat kedua tangan atau kelemahan salah satu maupun kedua anggota gerak. Kita meminta penderita untuk mengangkat kedua tangannya ke atas dan amati, apakah satu tangan jatuh atau tidak terangkat sepenuhnya. Hal ini dapat digunakan pula untuk menilai kedua kaki dengan cara yang sama.
Selanjutnya yaitu huruf S atau Speech yang berarti bicara, pada penderita stroke biasanya mengalami kesulitan berbicara. Kita meminta penderita untuk mengucapkan nama atau meminta menyebutkan kembali beberapa kata yang kita ucapkan. Perhatikan apakah penderita mampu berbicara seperti biasanya atau kesulitan untuk mengulangi.
Yang terakhir adalah T yang dimaksud adalah Time atau Waktu dimana dibutuhkan respons cepat untuk memanggil bantuan medis (118 atau 119) atau membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Sehingga minimal kita perlu mengetahui nomor darurat rumah sakit terdekat, sebagai contoh daerah Semarang yang dekat dengan SMC RS Telogorejo dapat menghubungi nomor (024) 86466000. Semakin cepat memperoleh pertolongan, maka akan semakin banyak sel-sel otak yang diselamatkan sehingga tidak berujung pada kecacatan atau kematian.
FAST ini telah diuji dengan beberapa penelitiandan sudah terbukti efektif, sangat mudah digunakan serta mudah diingat khususnya bagi orang yang bukan di bidang kesehatan untuk mendeteksi stroke secara cepat. FAST dapat digunakan lingkup keluarga maupun masyarakat. Apabila kita mengenali salah satu tanda tersebut, kita harus curiga bahwa orang tersebut terkena stroke. Kita tidak boleh ragu untuk segera membawanya ke rumah sakit karena “time is brain”. Kecepatanlah yang menentukan sel-sel otak dapat pulih kembali.