JANGAN REMEHKAN DENGAN KEADAAN CEMAS
Disusun Oleh Laura Khattrine Noviyanti – Dosen S-1 Keperawatan dan Profesi Ners STIKES Telogorejo
Siapa yang tidak pernah cemas? Pasti kita pernah mengalami cemas. Apalagi dengan situasi Covid-19 di Indonesia yang masih berdampak secara multidimensi (Bio-psiko-sosial-spiritual) ditambah dengan banjirnya informasi yang asimetris dan misleding. Keadaan yang tidak pasti tersebut serta ketakutan penyebaran virus menimbulkan terjadinya cemas yang dimana bila situasi tersebut berkepanjangan akan menimbulkan masalah kesehatan jiwa.
Kecemasan merupakan suatu keadaan emosi yang disertai perasaan yang tidak pasti yang dimana dialami seseorang ketika berhadapan dengan situasi stress atau mengancam (Stuart, Keliat dan Pasaribu, 2016). Beberapa kecemasan dirasakan normal, dikarenakan kecemasan membantu untuk menghadapi situasi sulit karena ketakutan dan bahaya.
Dampak yang ditimbulkan dari cemas tersebut adalah :
- Insomnia,
- Overthinking,
- Masalah lambung,
- Detak jantung meningkat,
- Pusing,
- Sesak nafas,
- Mudah marah,
- Sulit rileks
- Serta takut yang berlebihan.
Hal ini diperkuat pula oleh Perhimpunan Doskter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) 80% masyarakat Indonesia memiliki gejala stres paska trauma psikologis dengan situasi Pandemi Covid-19. Stresor yang dialami tersebut menyebabkan otak mengeluarkan hormon stres Kortisol yang menimbulkan reaksi psikosomatik seperti damapak cemas tersebut.
Bagaimana cara kita untuk mencegah Ansietas agar tidak berdampak buruk dalam tubuh kita? Ada 4 cara praktis yang dikutip di Tim Dukungan Kesehatan Jiwa Psikososial ( Tim DKJPS, 2020) yaitu
- Peningkatan Imunitas Fisik,
Peningkatan imunitas fisik yaitu dengan makan makanan yang bergizi seperti sayur, buah, serta dapat ditambah dengan vitamin, minum uyang cuku (orang dewasa minimal 2 liter per hari), olahraga minimal 30 menit per hari, berjemur di pagi hari serta istirahat yang cukup.
- Ketahanan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial
Peningkatan ketahanan kesehatan jiwa dan psikososial. Pemberitaan tentang covid-19 yang simpang siur menimbulkan perasan takut, cemas, khawatur dan merasakan adanya ancaman. Semuanya tersebut menimbulkan emosi dan pikiran negatif, maka perlu dilakukan emosi positif dengan hati yang senang, lakukan hobi yang disukai, pikiran positif dengan mengingatk pengalaman yang menyenangkan, yakin covid-19 segera teratasi, perilaku positif dengan mengerjakan kegiatan harian dengan baik seperti membersihkan rumah, tidak minum alcohol, tidak menggunakaln napza dan lain- lain. Hubungan sosial positif dengan beri pujian, beri harapan positif, saling mengingatkan dan tolong menolong dan terakhir yaitu spiritual positif dengan lakukan kegiatan ibadah di rumah dan melalui daring (online)
- Pencegahan Penularan,
Pencegahan penularan dengan jaga jarak sosial/social distancing dengan jarak interaksi sosial minimal 2 meter, tidak salam dan tidak bersentuhan serta jaga jarak fisik / physical distancing dengan jarak antar orang minimal 2 meter, artinya walaupun tidak berinteraksi dengan orang lain jarak harus di jaga dan tidak bersentuhan, cuci tangan dengan gunakan sabun pada air menaglir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah memgang benda, hindari menyentuh mulut, hidung& mata , gunakan masker kain pada saat keluar untuk mencegah percikan ludah dari orang lain, tinggal di rumah jika terpaksa keluar rumah, saat pulang mandi, ganti baju dan langsung dicuci menggunakan sabun dan hindari kerumunan.
- Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa Dan Psikososial.
Pencegahan masalah kesehatan jiwa dan psikososial dengan sikap responsif yaitu dengan tarik nafas dalam berpikir tenang dan lakukan yang bermanfaat, bekerja di rumah / work from home yaitu pekerjaan yang dapat dilakukan dirumah , tinggal di rumah / stay at home dan belajar dari rumah/ study from home ataupun offline .
Oleh karena itu Selamat mencoba dalam mengatasi kecemasan ditengah pandemi Covid -19 ini.