HATI-HATI BAGI GENERASI MICIN: APAKAH MICIN ATAU MSG DAPAT MEMICU KANKER?
Oleh Ns. Dwi Fitriyanti, M.Kep – Dosen STIKES Telogorejo Semarang
Kanker adalah salah satu jenis penyakit yang mempunyai kompleksitas sangat tinggi, dengan tanda dan gejala tergantung dimana kanker tersebut tumbuh. Kanker menyebabkan peningkatan kematian dan dapat terjadi pada manusia dari semua kelompok tanpa memandang usia. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2017, sekitar 9 juta kematian disebabkan oleh kanker.
Pemahaman masyarakat terkait penyakit kanker perlu ditingkatkan dengan memberikan informasi yang jelass dan akurat. Seperti saat ini yang masih menjadi pertanyaan bagi masyarakat tentang MSG atau biasa dsebut micin. MSG adalah garam natrium dari asam glutamat, asam amino yang ditemukan dalam tubuh dan sebagian besar makanan. Ini adalah aditif makanan populer karena meningkatkan rasa yang lebih enak dan gurih.Aditif ini populer di masakan Asia dan digunakan di berbagai makanan olahan di Barat. Asupan MSG harian rata-rata adalah 0,55-0,58 gram di AS dan Inggris dan 1,2-1,7 gram di Jepang dan Korea.
Dosis ambang batas yang menyebabkan gejala tampaknya sekitar 3 gram per makan. Namun, perlu diingat bahwa 3 gram adalah dosis yang sangat tinggi, sekitar enam kali rata-rata asupan harian di AS. Secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat bahwa MSG bertindak sebagai eksitotoksin ketika dikonsumsi dalam jumlah normal.Tidak jelas mengapa ini terjadi, tetapi beberapa peneliti berspekulasi bahwa dosis besar MSG memungkinkan sejumlah kecil asam glutamat untuk melintasi penghalang darah-otak dan berinteraksi dengan neuron, yang menyebabkan pembengkakan dan cedera otak.
Penelitian terkait MSG selama bertahun-tahun masih menjadi kontroversi, bukti secara jelas dan pasti yang menunjukkan bahwa MSG memiliki kemampuan menyebabkan kanker, atau bahwa mengonsumsi MSG meningkatkan risiko kanker, masih kurang. Tentu saja, jika seorang individu merasa sensitif terhadap MSG, yang terbaik adalah menghindarinya dengan memeriksa label makanan.
Masih menjadi sebuah Misteri
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam tubuh manusia membelah secara terkendali, dengan sel-sel baru menggantikan yang lama.Namun, sel kanker, memiliki kemampuan untuk lolos dari kematian dan terus tumbuh dengan cara yang tidak terkendali. Sel-sel ekstra dapat terus membentuk massa atau tumor. Sel kanker dapat menyerang organ dan jaringan lain juga. Ada lebih dari 100 jenis kanker. Penyebab pasti kanker masih belum diketahui. Para ilmuwan telah mengidentifikasi berbagai faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan perkembangan kanker, 5-10 persen merupakan faktor genetik dan 90-95 persen merupakan faktor lingkungan termasuk life style.
Aditif yang gurih
MSG adalah garam natrium dari asam amino dan asam glutamat yang ditemukan secara alami dalam beberapa makanan dan ditambahkan ke makanan lain. Sebagai tambahan, MSG meningkatkan rasa makanan menjadi gurih. MSG diproduksi dari proses fermentasi pati, gula, tebu atau molase dan ditambahkan berbagai makanan yang gurih. Beberapa orang telah melaporkan sensitivitas terhadap MSG, dengan gejala seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa, kesemutan, lemah, nyeri dada, dan jantung berdebar. Administrasi Makanan dan Obat-obatan A.S. Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) menegaskan bahwa MSG yang dikonsumsi pada tingkat yang wajar adalah aman.
Kanker dan MSG
Dr. Russel Blaylock, seorang peneliti “Excitotoxins: The Taste That Kills,” menegaskan bahwa konsumsi glutamat berlebihan mendorong pertumbuhan kanker, dan ia menekankan perlunya penelitian yang diteliti dengan baik di bidang ini. Meskipun keamanan MSG telah menjadi bahan perdebatan selama bertahun-tahun, hubungan antara MSG dan kanker didasarkan pada bukti anekdotal, yang tidak memberikan bukti ilmiah, menurut American Institute for Cancer Research.Sementara menurut Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp. PD-KHOM, selaku Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menjelaskan bahwa MSG tidak terbukti menyebabkan kanker. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Food Standards Australia New Zealand (FSANZ).
Jika Anda bereaksi negatif atau sensitif terhadap MSG, maka lebih baik Anda tidak memakannya. Jika Anda tidak mengalami efek samping terhadap MSG, tidak ada alasan kuat untuk menghindarinya. Perlu diingat bahwa MSG umumnya ditemukan dalam makanan olahan, berkualitas rendah yang harus Anda hindari atau batasi. Jika Anda sudah makan makanan seimbang dengan banyak makanan yang sehat dan bernilai gizi tinggi, maka Anda tidak perlu khawatir tentang asupan MSG.
AVOID CANCER WITH A HEALTHY LIFESTYLE!!!
Sumber gambar : suara.com