Deteksi Kanker Leher Rahim Sedini Mungkin
Oleh : Anis Ardiyanti
Dosen Stikes Telogorejo Semarang
KANKER leher rahim merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal dan bersifat ganas yang menyebabkan jaringan sekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Sukaca, 2009). Penyebab kanker leher rahim yaitu infeksi virus HPV/Human Papilloma virus (Saraswati, 2010), dimana resiko terbesar terjadi jika aktivitas seksual yang dimulai saat usia muda maupun berganti-ganti pasangan sehingga mempermudah adanya infeksi dan jumlah kelahiran lebih dari 3 kali (Aminati, 2013; Tapan, 2010).
Kedudukan kanker leher rahim di dunia khususnya di negara berkembang menjadi penyakit peringkat pertama termasuk di Indonesia menjadi penyebab kematian perempuan tertinggi, sedangkan di negara maju menduduki peringkat ke sepuluh atau secara umum menduduki peringkat ke lima. Sehingga sebagai perempuan sangat penting menjaga kesehatan pada daerah kewanitaannya.
Tahap awal penyakit kanker leher rahim tidak ada gejala-gejala khusus. Namun, pada tahap lanjut gejala yang biasa timbul lebih bervariasi, dimulai dari cairan yang keluar dari vagina berwarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi pada vagina serta lapisan dalamnya.
Tidak hanya itu saja, perdarahan disertai nyeri dari vagina juga akan sering terjadi terutama saat berhubungan seksual. Nyeri ini akan menjalar sampai kaki, kemudian adanya perdarahan pada anus, kencing darah, dan dapat juga menyebabkan gagal ginjal (Nurwijaya, Andrijono & Suheimi, 2010).
Sebagian besar wanita akan mengetahui menderita kanker leher rahim jika tanda-tanda di atas mulai muncul, yang artinya perempuan tersebut sudah berada pada stadium lanjut ataupun stadium akhir. Namun, penyakit kanker leher rahim ini dapat dideteksi sejak awal dengan cara melakukan tes pap smear, biopsi dan Inspeksi Visual Asam Asetat/IVA.
Deteksi tersebut bisa dilakukan di pelayanan kesehatan manapun termasuk di puskesmas. Selain menggunakan deteksi medis, masyarakat dapat menggunakaan sebuah aplikasi berbasis elektronik mengingat banyaknya penggunaan media elektronik di berbagai usia dan kalangan.
Untuk mempermudah deteksi kanker leher rahim baru-baru ini telah dikembangkan penelitian tentang aplikasi sistem pakar diagnosa awal kanker reproduksi wanita dengan metode certainty factor (Putri & Saputra, 2018). Dalam aplikasi ini pengguna dapat memasukkan gejala yang dirasakan, kemudian dari gejala tersebut akan muncul kemungkinan penyakit dan derajat kepercayaan dari kemungkinan penyakit tersebut.
Untuk itu, dengan adanya aplikasi tersebut diharapkan masyarakat terutama kaum perempuan lebih peduli terhadap kesehatannya serta derajat kesehatan di Indonesia akan meningkat. Jika sudah mengetahui kemungkinan penyakitnya maka segera menghubungi petugas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (*)
Sumber: http://jateng.tribunnews.com/2018/12/13/deteksi-kanker-leher-rahim-sedini-mungkin