Cedera Kepala : Kenali & Perhatikan Prinsip Pertolongan Pertamanya
Oleh : Ns. Arlies Zenitha Victoria, M.Kep, Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
Trauma merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Peningkatan kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai angka 83% di negara berkembang pada tahun 2000 – 2020. Dimana kasus terbanyak adalah trauma kepala atau cidera kepala. Kasus cidera kepala menjadi kasus yang paling beresiko menyebabkan kematian serta kecacatan permanen. Setiap tahunnya kejadian cedera kepala di dunia diperkirakan mencapai 500.000 kasu, diatas 10% korban meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Selain itu, lebih dari 100.000 korban menderita berbagai tingkat kecacatan akibat cedera kepala.
Apa itu Cedera Kepala ?
Cedera kepala adalah cedera mekanik secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan cedera di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak itu sendiri serta mengakibatkan gangguan neurologis. Secara mekanisme terjadinya cedera, cedera kepala dibagi menjadi cedera kepala tumpul dan cedera kepala tajam. Sementara menurut kegawatannya, cedera kepala terbagi atas cedera kepala ringan, sedang, dan berat. Penilaian kegawatan cedera kepala dapat dilakukan dengan menilai tingkat kesadaran dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GSC) serta tanda klinis yang terjadi pada pasien.
Banyaknya kasus cedera kepala dapat menimbulkan kondisi yang gawat darurat bahkan kematian. Oleh sebab itu, pertolongan yang segera diperlukan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas korban. Pertolongan yang diberikan dilokasi kejadian merupakan bagian dari pre hospital care. Pemberian pertolongan pre hospital care secara tepat dapat menurunkan resiko kematian akibat trauma. Pertolongan terlambat atau kurang tepat, dapat menyebabkan kondisi fatal.
Bagaimana Langkah Awal Yang Harus Dilakukan ?
Sebagai penolong korban, langkah awal yang harus kita lakukan adalah memastikan 3A, yaitu aman diri, aman pasien dan aman lingkungan. Selanjutnya, kita dapat melakukan cek respon korban dengan memanggil nama korban sambil menepuk bahu. Bila tidak ada respon, segera panggil bantuan atau dapat menelpon ambulans. Sambil menunggu bantuan datang, kita dapat melakukan cek nadi dan nafas korban secara simultan. Cek nadi dilakukan pada nadi karotis (terletak di leher) dan lihat pengembangan dada korban untuk memastikan ada atau tidaknya pernafasan.
Melakukan stabilisasi kepala dan leher korban juga merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan pertolongan pertama pada kasus cedera kepala. Cedera kepala erat hubungannya dengan cedera tulang servikal (cedera tulang leher). Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menolong korban adalah lakukan observasi apakah pasien mengalami cedera kepala dengan penurunan kesadaran, adakah jejas di atas tulang klavikula (tulang selangka) mengarah ke atas, trauma lebih dari satu tempat (multiple trauma), dan biomekanika trauma mendukung. Bila hal tersebut terjadi pada korban cedera kepala, kita perlu waspada bahwa korban juga mengalami cedera tulang servikal. Stabilkan kepala dan leher dengan meletakkan kedua tangan penolong di kedua sisi kepala korban. Kemudian, jaga agar kepala sejajar dengan tulang belakang dan jaga agar tubuh korban tidak banyak bergerak sambil menunggu bantuan tim kesehatan datang.
Bila korban cedera kepala mengalami perdarahan di bagian kepala, segera lakukan balut tekan pada titik perdarahan dengan kain bersih. Namun perlu diperhatikan, jangan sampai menggerakan kepala korban. Meskipun terjadi perdarahan, penolong tidak diperbolehkan menekan tulang kepala yang terbuka atau menariknya. Langsung tutup dengan kasa steril atau kain bersih bila terjadi fraktur terbuka pada tulang kepala. Jika cedera kepala yang dialami oleh korban membuatnya muntah – muntah, miringkan tubuh korban dengan tetap melakukan stabilisasi pada kepala dan leher korban.
Pentingnya penanganan segera pada klien cedera kepala sangat berpengaruh pada kerusakan neurologis yang mungkin muncul akibat cedera. Edukasi kepada masyarakat tentang pertolongan pertama cedera kepala diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat ketika menolong korban cedera kepala. Hal ini didukung juga oleh WHO dengan program safe community bahwa edukasi ini meliputi segala usia di segala lingkungan dan situasi, lebih diarahkan ke pencegahan kecelakaan, meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mencegah kecelakaan, dan organisasi kesehatan menjadi peran penting dalam pelaksanaan program ini.