DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS
Disusun oleh Ns. Siti Nafisah, M.Kep ( Dosen S-1 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang )
Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal untuk pasien Penyakit Ginjal Kronik. Selama menjalani terapi, pasien dapat kehilangan kebebasan terhadap hidupnya karena pasien memiliki pantangan-pantangan atau aturan-aturan yang perlu diperhatikan guna tidak memperburuk kondisi pasien. Terapi hemodialisa tidak menyembuhkan penyakit yang diderita. Pasien harus menjalani hemodialisa sepanjang umur hidupnya sampai pasien mendapat ginjal baru dari hasil pencangkokan ginjal (Rahman, 2013). Pasien harus menjalani terapi hemodialisa sepanjang hidupnya biasanya 1-3 kali dalam seminggu dalam setiap pertemuannya menghabiskan waktu 2-5 jam.
Dalam perawatan hemodialisa pasien harus memerhatikan banyak aspek guna meminimalkan komplikasi dari penyakit yang bertujuan tidak memperburuk kualitas hidup pasien. Selain itu juga terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal yaitu aspek fisik, psikologis, sosio, ekonomi dan lingkungan. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pasien dalam perawatan hemodialisa. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pelayanan keperawatan adalah dengan melibatkan keluarga pasien.
Dukungan keluarga dibutuhkan karena keluarga berperan penting dalam tahap perawatan kesehatan pasien dan membawa dampak yang baik untuk pasien. Penderita penyakit apapun yang telah masuk dalam tahap lanjut atau kronik, umumnya mengalami kesedihan dan depresi karena memikirkan kesakitan atau penyakit yang diderita. Biasanya pasien yang menjalani terapi hemodialisa dan kurang mendapatkan dukungan dari keluarga akan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah. Dukungan keluarga yang dimaksud berupa dukungan informasional, emosional, pengharapan dan dukungan harga diri.
Pengasuh keluarga dalam perawatan paliatif mengalami tanggung jawab fisik, emosional dan ekonomi yang sangat besar. Beban pengasuh meningkat dari waktu ke waktu dari awal diagnosa sampai kematian. Asuhan yang diberikan oleh pengasuhan keluarga diperlukan dalam semua domain kualitas hidup. Perawatan paliatif mengacu pada perawatan berbasis tim interdisipliner untuk keluarga dan anggota keluarga yang mengalami penyakit yang mengancam jiwa atau cedera yang mencakup fisik, emosi, kebutuhan sosial dan spiritual untuk meningkatkan kualitas hidup. Untuk memberikan pelayanan berkualitas pada perawatan paliatif keluarga tidak hanya harus memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga harus mengembangkan sikap positif.
Prinsip perawatan paliatif yaitu menghormati dan menghargai martabat serta harga diri pasien dan keluarganya. prisinsip pelayanan perawatan paliatif yaitu menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya, penanggulangan nyeri, menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal , tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian, memberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual, memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin, memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita, serta menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
REFERENSI
Butar-Butar, A. (2013). Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara.
Campbel, M. L. (2014). Nurse to Nurse Perawatan Paliatif. Jakarta: Salemba Medika
Suryaty, S. R. (2013). Kualitas Perawatan Paliatif Pasien Kritis Di Icu Rsup Drsardjito, Yogyakarta, Vol 1, 53 –64.