MENGENAL TANDA DAN BAHAYA KEHAMILAN DENGAN PRE EKLAMSIA
Disusun oleh Ns. Rusmiyati, S.Kp. M.Si. Med. – Dosen D-3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
Apa itu Preeklamsia ?
Preeklamsia adalah kondisi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol pada ibu hamil. Kondisi preeklamsia pada ibu hamil harus segera ditangani. Jika tidak, kondisi preeklamsia dapat berkembang menjadi eklampsia dan memiliki komplikasi yang fatal baik bagi ibu maupun bagi janinnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mengenali berbagai tanda bahaya saat hamil agar bisa mewaspadainya.
Kondisi preeklamsia dapat terjadi akibat plasenta janin yang tidak berfungsi dengan baik. Biasanya plasenta yang tidak berfungsi dengan baik disebabkan oleh kelainan. Selain itu, masalah kesehatan seperti gizi buruk, kadar lemak tubuh yang tinggi, tidak cukupnya aliran darah ke rahim dan genetik mungkin bisa menyebabkan preeklamsia.
Preeklamsia yang sudah parah dan diikuti kejang dapat berkembang menjadi eklampsia. Preeklampsia dan eklampsia yang terjadi saat atau sesaat setelah kehamilan dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius bagi ibu. Bahkan bisa mengakibatkan kematian. Wanita hamil dengan tekanan darah normal pun dapat mengalami preeklampsia. Umumnya gejala preeklampsia bisa terlihat saat memasuki usia kehamilan 20 minggu. Agar ibu hamil lebih waspada, berikut ini beberapa tanda dan gejala preeklamsia yang perlu diperhatikan :
- Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi selama hamil adalah kondisi yang sangat bahaya dan dapat menjadi tanda preeklampsia. Bahkan, meskipun bukan sebagai gejala preeklamsia, tekanan darah tinggi juga menjadi masalah lain. Batas atas tekanan darah tinggi yaitu 140/90 mmHG yang diukur dua kali dalam keadaan dan jeda waktu berbeda. Namun pada preeklampsia berat, tekanan darah bisa sampai >160/110 mmHg.
- Urine mengandung protein (proteinuria)
Proteinuria adalah tanda preeklampsia yang bisa ditemukan dengan pemeriksaan medis. Kondisi ini artinya, hasil protein yang biasanya hanya ada di darah, tumpah ke dalam urine. Cara memeriksa tanda preeklampsia ini :
Perawat akan mencelupkan strip ke dalam sampel urine, cara kerjanya mirip test pack. Bila strip mengeluarkan hasil 1+ itu tanda preeklampsia ringan sedang dialami. Sementara itu bila hasilnya >2+ mengalami preeklampsia berat. Apabila kadar protein dalam darah menunjukkan hasil +1, maka mengalami preeklampsia meski tekanan darah ibu hamil di bawah 140/90 mmHg.
- Pembengkakan (edema) di kaki
Kondisi kaki bengkak selama kehamilanah merupakan hal yang wajar. Namun, bisa menjadi tidak wajar bila cairan di kaki sangat banyak sampai membuat bengkak parah. Ini salah satu gejala preeklamsia yang sering disepelekan karena dianggap wajar. Edema atau pembengkakan ini terjadi karena cairan berlebih di dalam tubuh. Biasanya terjadi di kaki, wajah, mata, dan tangan.
- Sakit kepala
Gejala preeklamsia berikutnya yang perlu diperhatikan adalah sakit kepala yang berdenyut sangat parah. Kadang, rasa sakitnya mirip dengan migrain yang sering sulit hilang.
- Mual dan muntah
Bila dipertengahan kehamilan mengalami mual sampai muntah, itu gejala preeklamsia yang harus diwaspadai. Morning sickness hanya akan terjadi di trimester pertama dan menghilang di trimester dua dan tiga. Yang perlu di waspadai ketika mual dan muntah di pertengahan kehamilan karena bisa menjadi gejala preeklamsia. Segera lakukan pemeriksaan tekanan darah dan proteinuria di urine.
- Nyeri area perut dan bahu
Nyeri di area ini disebut nyeri epigastrik yang biasanya terasa di bawah tulang rusuk sisi kanan. Gejala preeklamsia yang satu ini biasanya tersamarkan dengan rasa mulas, gangguan pencernaan, atau rasa sakit karena tendangan bayi. Perbedaan nyeri bahu biasa dengan gejala preeklamsi yaitu, rasanya seperti ada yang mencubit di sepanjang tali bra atau di leher. Terkadang kondisi seperti ini membuat sakit ketika berbaring ke sisi kanan. Gejala nyeri ini salah satu tanda sindrom HELLP atau ada masalah di hati (liver).
- Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah merupakan keluhan hamil yang paling umum dan sering diabaikan sebagai gejala preeklamsia. Padahal, ini menunjukkan tanda preeklampsia yang patut diwaspadai.
- Berat badan naik 3-5 kilogram dalam waktu seminggu\
Bila ibu hamil mengalami berat badan naik 3-5 kilogram hanya dalam waktu seminggu, itu merupakan indikator gejala preeklamsia. Kenaikan berat badan ini dihasilkan dari air di jaringan tubuh yang rusak, kemudian tidak melewati ginjal untuk dikeluarkan.
Gejala preeklamsia pada janin
Komplikasi kehamilan preeklamsia bisa membahayakan janin di dalam kandungan. Salah satunya menyebabkan pertumbuhan janin terlambat atau janin tidak berkembang. Hal ini disebabkan oleh suplai darah yang membawa oksigen terhambat dan tidak sampai ke plasenta bayi. Janin yang mendapat suplai darah yang sedikit, umumnya juga akan mendapat nutrisi dan makanan yang sedikit di dalam kandungan.
Kapan Ibu hamil periksa ?
Ibu hamil bisa segera datang ke pelayanan kesehatan apabila mengalami gejala-gejala pre eklamsia. Seperti sakit kepala hebat, penglihatan kabur, nyeri perut hebat, dan sesak nafas.
Penyebab preeklampsia
Terdapat beberapa penyebab dari pembuluh darah yang abnormal pada ibu Pre Eklamsia antara lain:
- Tidak cukupnya aliran darah menuju rahim.
- Kerusakan pada pembuluh darah.
- Masalah pada sistem imunitas.
- Beberapa gen.
Meski penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang diduga sebagai pemicu preeklampsia antara lain:
- Riwayat penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, penyakit autoimun, dan gangguan darah
- Riwayat preeklampsia sebelumnya
- Riwayat preeklampsia dalam keluarga
- Kehamilan pertama
- Kehamilan selanjutnya setelah jeda kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
- Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
- Mengandung bayi kembar
- Obesitas saat hamil
- Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro fertilization)
Upaya apa untuk mengatasi preeklampsia pada ibu hamil?
- Perbanyak istirahat. Cara berbaring yang benar adalah ke sisi kiri untuk mengambil beban dari bayi, angkat dan istirahatkan kaki beberapa kali dalam sehari.
- Hindari konsumsi alkohol dan dan hindari minuman yang mengandung kafein
- Lebih sering untuk memeriksa kehamilan.
- Kurangi konsumsi garam selama kehamilan.
- Minum air putih 6 – 8 gelas per hari.
- Hindari gorengan dan junk food
- Lebih banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan vitamin yang diresepkan oleh dokter